Berbeda dengan HSPA (High Speed Packet Access) yang diakomodir di dalam arsitektur Release 99 (R99) UMTS, 3GPP merumuskan layanan core paket baru yaitu arsitektur jaringan Enhanced Packet Core (EPC) untuk mendukung E-UTRAN melalui pengurangan elemen jaringan, penyederhanaan fungsi, penambahan redundansi dan yang terpenting adalah dimungkinkannya sambungan dan hand-over ke jalur tidak bergerak dan teknologi akses nirkabel lain. LTE adalah revoulsi jika ditunjau dari model bisnis dan teknologi namun sekaligus juga merupakan evolusi karena dapat beroperasi bersama secara kompatibel dengan GSM dan UMTS. Pada saat operator penyedia layanan telekomunikasi memperluas jaringan LTE seiring dengan meningkatnya pelanggan, sistem mereka pada saat ini yang berupa EDGE/HSxPA dan CDMA/EV-DO bisa ditata ulang. Spektrum yang pada saat ini digunakan untuk 2G dan 3G bisa secara bertahap untuk sistem LTE (refarming). Dengan demikian pengembangan jaringan dapat secara tepat mengakomodasi pertumbuhan data dan suara sekaligus menyesuaikan perkembangan jaman. LTE mempunyai radio access dan core network yang dapat mengurangi network latency dan meningkatkan performansi. LTE menggunakan Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) sebagai teknologi akses radionya, disamping teknologi antena terdepan. Perubahan paling mendasar dari LTE dibanding standar sebelumnya terdiri dari penggunaan air interface untuk meningkatkan bit rate LTE dibangun di atas semua jaringan akses radio baru berdasar pada teknologi OFDM, air interface LTE menggabungkan modulasi berbasis OFDMA dan skema multiple akses untuk downlink, bersama‐sama dengan SC‐FDMA (Single Carrier FDMA) untuk uplink.
Efesiensi Spectrum LTE yang lebih besar memungkinkan operator untuk mendukung peningkatan jumlah pelanggan di dalam alokasi spektrum yang telah tersedia dan di masa depan, dengan pengurangan harga pengiriman per bit. Flexible radio planning dapat mengirim kinerja maksimum dalam ukuran sel dari sampai dengan 5 km. Dan masih mampu mengirimkan kinerja efektif di dalam ukuran sampai dengan radius 30 km, dengan kinerja yang lebih terbatas dapat tersedia dalam sel hingga 100 radius km. Reduced latency dengan mengurangi waktu penyampaian informasi hingga 10 ms atau bahkan lebih kurang, LTE akan lebih responsive. LTE melakukan transisi ke flat all‐IP berdasarkan core network dengan penyederhanaan arsitektur dan open interface. Untuk masalah pita spektrum yang sangat berpengaruh dengan kinerja jaringan, LTE dapat beroperasi pada standar IMT‐2000 (450, 850, 1800, 1900, 2100 MHz) maupun pada pita spektrum baru seperti 700 MHz dan 2,5 GHz. Alokasi pita lebar yang sangat fleksibel, mulai dari 1,4,3,5,10,15 hingga 20 MHz, menjanjikan fleksibilitas yang tinggi dalam penggunaan spektrum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar